Zona Magazine
- Pemerintah Indonesia akan menggunakan
berbagai forum internasional untuk menjelaskan visi baru negara ini
untuk menjadi poros maritim. RI akan menjelaskan itu setidaknya di tiga
acara internasional yang akan dihelat pada November 2014.
Hal itu diungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika berbicara
di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat
pada Rabu malam, 29 Oktober 2014.
Tiga forum internasional yang akan digelar dalam waktu dekat yaitu
KTT Pemimpin Ekonomi Asia Pasifik (APEC) berlangsung di Beijing pada
10-11 November 2014, KTT ASEAN di Naypidaw, Myanmar pada 12-13 November
2014 serta KTT G20 di Brisbane, Australia pada 15-16 November 2014.
"Di ketiga acara itu, menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk
menjelaskan kepada dunia mengenai negara besar ini, termasuk poros
maritim serta kerjasama bilateral," kata Retno.
Dia mengaku sudah menerima tawaran pertemuan bilateral di sela
ketiga forum internasional itu. Peluang itu, ujar Retno, akan
dimanfaatkan untuk menegaskan rencana dan apa yang diinginkan
Indonesia.
Perwujudan poros maritim akan dilakukan melalui pendekatan kedaulatan, keamanan dan kemakmuran.
"Oleh sebab itu, kami akan melakukan tiga langkah. Pertama,
menyusun standar prosedur operasional dan kesepakatan di wilayah
perbatasan yang belum disepakati batas maritimnya," ujar mantan Duta
Besar RI di Kerajaan Belanda itu.
Kedua, lanjut dia, RI akan mengedepankan doktrin poros maritim
dalam pertemuan ASEAN, salah satunya, melalui Forum Maritim ASEAN.
"Kami akan mendorong terwujudnya konektivitas maritim dan memfasilitasi pengembangan jalur laut," tutur dia.
Langkah ketiga, ungkap Retno, menggagas dan mendorong konsep
maritim dunia dengan negara-negara kepulauan lainnya. Poros maritim ini
juga akan akan dikenalkan dalam beberapa pertemuan tingkat tinggi para
kepala negara. Salah satunya pertemuan tingkat Asia Timur di Myanmar.
RI, kata Retno, juga akan memanfaatkan sumber daya kelautan dengan menggunakan konsep ekonomi biru.
Untuk merealisasikan hal itu, Retno menyadari tidak bisa bekerja
sendiri. Oleh sebab itu, dia berharap instansi terkait akan mengikuti
instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta menanggalkan semua ego sectoral-nya.
"Dengan menanggalkan ego sectoral, maka akan tercipta
kerja sama antar kementerian yang harmonis. Sebab, untuk menjalankan
politik luar negeri, dibutuhkan keterlibatan semua pemangku kebijakan,"
kata Retno.
Dia berjanji akan merangkul berbagai pihak untuk menunaikan
tugasnya. Politik luar negeri imbuh Retno merupakan perpanjangan tangan
dari politik di dalam negeri.
"Maka saya akan kulo nuwon kepada semua pemangku kebijakan yang ada. Termasuk kepada rekan media," janji Retno.
0 komentar:
Posting Komentar