Zona Magazine - Bos perusahaan pengembang game tanah air Touchten, Anton
Soeharyo, ternyata kerap menghabiskan waktu bersama sang ayah, Rudy Haryo,
untuk bermain Play Station (PS) sejak kecil. Sang ibu, Peggy Puger,
menceritakan kisah ini kepada CNN Indonesia.
"Pengaruh main game adalah dari ayahnya yang suka main
game bersama anak-anak sejak SD. Waktu itu main di PS 2, trus ganti PS 3, PS 4,
dan seterusnya," kata Peggy saat berbincang dengan CNN Indonesia, Sabtu
(19/9).
Setiap pulang sekolah, ketika hari beranjak malam, sang ayah
menemani Anton dan adiknya, Rokimas Seoharyo, bermain game. Mereka pun kerap
membuat sebuah kompetisi untuk menentukan siapa pemenangnya.
"Kalau ada yang kalah, mereka kadang diskusi tentang
strategi main game. Mereka analisis," kata Peggy bercerita.
Membiarkan anak-anak bermain game, menurut Peggy, bukan
berarti melepaskan tanggung jawab mereka sebagai siswa. Sang ibu bertugas
sebagai pengawas apakah anak-anak mereka sudah selesai mengerjakan tugas dari
sekolah. Pun, dengan ujian sekolah kedua anak ini.
Jika Anton dan Roki berhasil menunjukkan keunggulannya di
sekolah, sang ibu baru memberi izin keduanya untuk bermain game. "Kalau
misalnya ulangannya bagus, PR (pekerjaan rumah) sudah selesai, boleh main game
dua jam sebelum jam 21.00 WIB. Mereka harus utamakan sekolah dulu baru main
game," kata Peggy.
Saat akhir pekan, Anton dan Roki diberi kebebasan yang
sedikit longgar di banding hari lainnya. Keduanya pun biasa menghabiskan waktu
dengan main game saat siang hari.
Sebagai orang tua, Peggy dan Rudy berpendapat, anak-anaknya
perlu mengikuti perkembangan teknologi termasuk game. "Kalau anak tidak
boleh main game, saya pikir anak jadi kurang percaya diri dalam pergaulan
karena yang lain juga main game," tuturnya.
Kisah nyata ini, bak pertentangan dari sindiran motivator
Mario Teguh tentang relasi ayah dan anak jika kerap bermain game. Mario melalui
status di laman resmi Facebook miliknya, melontarkan sindirian kepada para ayah
yang lebih memilih bermain video game di hadapan bayi mereka. Menurut Mario, tindakan
tersebut justru memancing sang anak menjadi sosok yang malas belajar karena
video games.
Rupanya, Anton kecil yang kerap bermain game dengan sang
ayah justru kini menjadi pengembang game Touchten di tanah air. Touchten
mengembangkan permainan Teka Teki Saku, Dagelan Cerdas, dan Dagelan Cermat.
Anton yang lulusan sebuah universitas ternama di Jepang, kini tengah mengikuti
“Tokyo Game Show 2015” bersama elit pengembang dan pemain game dari Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar