Zona Magazine - Berawal dari keahlian memangkas rambut
secara otodidak dan kegemarannya dari segala hal yang berbau seni, Danu Devano,
pemuda asal Tanjungenim Palembang ini memberanikan diri untuk belajar seni
memangkas rambut. Tak main-main, ia belajar memangkas rambut di salah seorang
ahli rambut ternama di Jawa Barat.
Ia belajar memangkas rambut usai menamatkan kuliahnya di Bandung. Berbekal ilmu yang dipelajarinya tersebut, pada 2011 Danu mencoba memulai bisnisnya dengan mendirikan usaha barbershop di Jalan Tubagus Ismail, Dago, Bandung.
Ia belajar memangkas rambut usai menamatkan kuliahnya di Bandung. Berbekal ilmu yang dipelajarinya tersebut, pada 2011 Danu mencoba memulai bisnisnya dengan mendirikan usaha barbershop di Jalan Tubagus Ismail, Dago, Bandung.
Saat itu, barbershop belum begitu tren
seperti saat ini. Sehingga, usaha barbershop yang diberi nama Paparazzi
Barbershop itu, menjadi alternatif banyak pelanggan yang ingin potong dengan
gaya modern.
“Bukan hanya dari Bandung, tapi ada juga dari Jakarta, Bogor dan luar kota lainnya,” kisah Danu saat ditemui ditempat usahanya di Jalan Sukasari, Cirebon.
Untuk mempromosikan usahanya, Danu memanfaatkan televisi dan radio lokal untuk bisa ikut mengenalkan kepada masyarakat Kota Bandung. Selain menggunakan dua media tersebut, promosi Paparazzi barbershop juga dilakukan melalui media sosial Twitter salah satu akun terkenal di Bandung.
Hasilnya cukup positif. Pada saat barbershop belum begitu banyak berdiri, Paparazzi barbershop di Bandung bisa menerima hingga 1000 konsumen dalam setiap bulannya.
“Saya sampai minta promosi di Twitter dihentikan, karena kami kewalahan melayani pelanggan,” kata Danu.
Saat Danu diterima menjadi salah satu karyawan Bank BUMN di Cirebon, dirinya kembali mencoba kembali mendirikan usaha barbershop di Kota Udang itu pada awal 2014. Usahanya kembali bertambah, saat awal 2015 dirinya kembali mendirikan Paparazzi Barbershop di Cimahi.
Dari tiga usahanya tersebut, kini Danu bisa mendapatkan penghasilan bersih hingga Rp25 juta rupiah setiap bulan. Ia melihat, bisnis barbershop masih berpeluang untuk berkembang. Keyakinan itulah yang membuat dirinya berencana untuk membuka cabang di delapan kota lagi.
Bisnis barbershop di Kota Solo
Lain Danu, lain pula Aldhy Cahyadi Hafidz. Ia adalah pemilik Oesman Barbershop yang telah berdiri sejak Agustus 2012 lalu di Kota Solo.
“Bukan hanya dari Bandung, tapi ada juga dari Jakarta, Bogor dan luar kota lainnya,” kisah Danu saat ditemui ditempat usahanya di Jalan Sukasari, Cirebon.
Untuk mempromosikan usahanya, Danu memanfaatkan televisi dan radio lokal untuk bisa ikut mengenalkan kepada masyarakat Kota Bandung. Selain menggunakan dua media tersebut, promosi Paparazzi barbershop juga dilakukan melalui media sosial Twitter salah satu akun terkenal di Bandung.
Hasilnya cukup positif. Pada saat barbershop belum begitu banyak berdiri, Paparazzi barbershop di Bandung bisa menerima hingga 1000 konsumen dalam setiap bulannya.
“Saya sampai minta promosi di Twitter dihentikan, karena kami kewalahan melayani pelanggan,” kata Danu.
Saat Danu diterima menjadi salah satu karyawan Bank BUMN di Cirebon, dirinya kembali mencoba kembali mendirikan usaha barbershop di Kota Udang itu pada awal 2014. Usahanya kembali bertambah, saat awal 2015 dirinya kembali mendirikan Paparazzi Barbershop di Cimahi.
Dari tiga usahanya tersebut, kini Danu bisa mendapatkan penghasilan bersih hingga Rp25 juta rupiah setiap bulan. Ia melihat, bisnis barbershop masih berpeluang untuk berkembang. Keyakinan itulah yang membuat dirinya berencana untuk membuka cabang di delapan kota lagi.
Bisnis barbershop di Kota Solo
Lain Danu, lain pula Aldhy Cahyadi Hafidz. Ia adalah pemilik Oesman Barbershop yang telah berdiri sejak Agustus 2012 lalu di Kota Solo.
Barbershop yang terletak di Jalan Wahidin
Nomor 3B, Laweyan, Kota Solo ini menyasar anak muda sebagai konsumen mereka
dengan beragam paket perawatan rambut yang murah meriah seperti creambath, coloring dan
lainnya.
"Saya menawarkan konsep yang baru. Jadi ya kalau anak muda ingin model rambut terbaru kita pasti bisa. Selain itu juga kita tawarkan pelayanan serta paket perawatan rambut yang lebih lengkap," kata Aldhy Cahyadi Hafidz, pemilik Oesman Barbershop.
Layaknya di barbershop pada umumnya, Oesman Barbershop menyediakan dua paket potong rambut, yakni reguler dan premium. Untuk paket reguler harga yang dipatok sebesar Rp15 ribu. Dengan paket ini pelanggan akan mendapatkan jasa potong rambut, keramas, dan vitamin rambut.
Sedangkan untuk paket premium seharga Rp25 ribu, selain potong Anda bisa mendapatkan layanan tambahan yakni pijat dan hairstyle.
Budi, salah seorang pelanggan mengatakan alasannya tertarik cukur rambut di barbershop. "Awalnya dulu sih coba-coba. Paket-paketnya juga lebih lengkap. Bagi cowok tidak perlu malu untuk creambath karena barbershop semacam ini telah menawarkan treatment itu," kata dia.
Barbershop milik pemuda 22 tahun ini kental dengan nuansa anak muda. Desain interior ruangan didominasi oleh warna hitam mulai dari tembok, meja hingga seragam kaos para karyawan.
Lewat usahanya yang sudah berjalan hingga tiga tahun ini, Aldhy mengaku pendapatannya bisa mencapai Rp50 juta per bulan.
"Saya menawarkan konsep yang baru. Jadi ya kalau anak muda ingin model rambut terbaru kita pasti bisa. Selain itu juga kita tawarkan pelayanan serta paket perawatan rambut yang lebih lengkap," kata Aldhy Cahyadi Hafidz, pemilik Oesman Barbershop.
Layaknya di barbershop pada umumnya, Oesman Barbershop menyediakan dua paket potong rambut, yakni reguler dan premium. Untuk paket reguler harga yang dipatok sebesar Rp15 ribu. Dengan paket ini pelanggan akan mendapatkan jasa potong rambut, keramas, dan vitamin rambut.
Sedangkan untuk paket premium seharga Rp25 ribu, selain potong Anda bisa mendapatkan layanan tambahan yakni pijat dan hairstyle.
Budi, salah seorang pelanggan mengatakan alasannya tertarik cukur rambut di barbershop. "Awalnya dulu sih coba-coba. Paket-paketnya juga lebih lengkap. Bagi cowok tidak perlu malu untuk creambath karena barbershop semacam ini telah menawarkan treatment itu," kata dia.
Barbershop milik pemuda 22 tahun ini kental dengan nuansa anak muda. Desain interior ruangan didominasi oleh warna hitam mulai dari tembok, meja hingga seragam kaos para karyawan.
Lewat usahanya yang sudah berjalan hingga tiga tahun ini, Aldhy mengaku pendapatannya bisa mencapai Rp50 juta per bulan.
0 komentar:
Posting Komentar