Zona Magazine - Semangat wirausaha Achmad Zaky turun drastis saat usaha mi
ayam bersama kawan-kawannya di kampus bangkrut. Keinginan orangtuanya agar dia
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) terus membayangi.
Namun, keinginannya mendapat gaji lebih besar dan membuka
lapangan kerja untuk orang banyak membuat niat wirausahanya terkerek kembali.
Semangatnya kembali berkobar.
Zaky, begitu dia disapa, kembali mencoba peruntungannya.
Kali ini pikirannya tertuju pada pembuatan situs belanja dengan misi menaikkan
kelas Usaha Kecil Menengah (UKM).
Dimulai dari sebuah garasi dengan ditemani seorang
kawannya, ia membangun situs Bukalapak.com, dan mendekati banyak UKM. Toh, itu
pun belum juga berjalan mulus.
Penolakan muncul dari mana-mana, mulai orangtua, kerabat
terdekat hingga partner bisnis yang dibidik. Namun, dengan tekadnya, situs
belanja tersebut sudah bisa menjaring lebih dari satu juta pengunjung tiap
harinya dengan transaksi ratusan juta.
Cerita itu menjadi kisah yang biasa dipakai untuk
memotivasi wirausahawan muda hingga saat ini. Zaky bilang, mendapat pekerjaan
dan jabatan yang dicita-citakan bukanlah hasil akhir penemuan potensi.
Ia berkisah, saat bekerja di perusahaan milik orang lain,
potensi diri yang bisa dipakai masih terbatas. Selain itu, Anda masih
dihadapkan pada kemungkinan dipecat.
Satu-satunya cara mengoptimalkan potensi diri adalah
dengan berwirausaha. Itulah sebabnya, banyak pengusaha mengaku puas membangun
bisnis meski omzet yang diraihnya belum sebanyak pendapatan saat memiliki
jabatan penting di tempat bekerjanya dahulu.
Selain itu, masih ada sederet keuntungan saat merintis
usaha sendiri. Dilansir oleh entrepreneur.com (29/1/2015), berikut di
antaranya:
Hubungan relasi yang baik
Saat bekerja di perusahaan milik orang lain, satu hal yang
harus dijaga adalah perangai dna sikap. Keharusan menjadi orang 'baik' kerap
membuat para karyawan bertingkah laku seperti yang diinginkan atasan.
Pura-pura semacam itu tak sedikit mengakibatkan lingkungan
yang tidak sehat. Berbeda saat membangun bisnis sendiri. Wirausahawan akan
cenderung memilih partner kerja yang memiliki visi sama agar tak terjadi
bentrok sehingga tak perlu juga berpura-pura.
Keuntungan lebih banyak
Tak mudah menjadi seorang wirausahawan. Saat memulai
bisnis baru, beban yang terasa akan lebih berat daripada saat Anda bekerja di
perusahaan orang lain dengan manajemen yang sudah terbangun.
Dalam buku yang ditulis Dan Miller, No More Dreaded
Mondays, ia membahas betapa kesempatan menjadi orang berpenghasilan besar
justru datang dari mereka yang berwirausaha. Sayangnya, karena mempertimbangkan
risiko, banyak orang tak mau mengambil peluang ini.
Lebih banyak pelanggan
Steve Jobs populer dengan keyboard dan mouse nirkabelnya sejak
2003, sementara banyak perusahaan teknologi sedang gencar-gencarnya memasarkan
keyboard dan mouse dengan kabel.
Begitu juga Pablo Picasso, seniman yang berani membuat
karya dengan banyak sudut pandang di saat banyak orang justru membuat satu
sudut pandang.
Nyatanya, perbedaan itulah yang membuat keduanya dikenal
dan disukai banyak pelanggan loyal. Keberanian mereka keluar dari pasar massal
membuatnya mendapatkan pasar baru.
Adaptasi lebih cepat
Pernahkah Anda terlibat dalam rapat yang dikuti 10 orang atau
lebih dan mendapatkan kesepakatan dengan cepat? Itu sangatlah tidak mungkin.
Penulis dan pembicara asal Amerika Susan Cain menyatakan
dalam artikel yang ditayangkan New york times, "The Rise of the New
Groupthink" bahwa performa individual akan lebih baik secara kualitas dan
kuantitas dibandingkan performa grup. Itu artinya, kemampuan adaptasi
perorangan akan lebih cepat dibandingkan grup sehingga wirausahawan tak perlu
takut mencari rekan bisnis saat tak punya satu mitra pun.
Lebih banyak respek
Sebagai pengusaha, sekecil apapun lingkupnya, Anda adalah
seorang bos. Dengan demikian, Anda akan menuai lebih banyak respek dibanding
saat menjadi karyawan dahulu.
Rasa hormat bisa didapatkan saat Anda berani menerima
tantangan dan membuat keputusan bisnis. Ingatlah, saat menjadi wirausahawan,
nasib bisnis berada di tangan Anda sendiri. Anda leluasa mengambil tindakan
termasuk mencari partner dan memakai tools yang tepat.
Saat berbisnis online, misalnya, seorang wirausahawan
dengan modal terbatas akan mengoptimalkan pemasaran melalui media yang tak
membutuhkan biaya yang banyak. Selain lewat media sosial, mereka bisa memakai
situs belanja seperti Bukalapak.com untuk memasarkan produk jualannya.
Pemilihan media pemasaran ini haruslah tepat. Ingat,
keputusan sekecil apapun akan mempengaruhi bisnis yang tengah dibangun.(Triblamp)
0 komentar:
Posting Komentar