Zona Magazine - Saya pernah berpikir, mengapa perusahaan-perusahaan asing
mampu bertahan diatas 50 tahun bahkan diatas seratus tahun? Tidak hanya itu, mereka mampu membangun
jaringan keseluruh belahan dunia.
Lihatlah Mc Donald’s, hanya jualan ayam goreng dan minuman ringan , mereka
memilki 30 ribu rumah makan di seluruh
dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata
50 juta orang! Mengapa hal ini bisa terjadi ? Sebuah tanda tanya besar
dalam benak saya. Mungkinkah orang Indonesia mampu melakukan dan mempertahankan
usahanya sampai beberapa generasi ?
Saya mendapat jawabannya setelah mengetahui sejarah
berdirinya CV. Mubarokfood Delicia yang
disampaikan oleh Bapak H. Muhammad Helmy, SE merupakan generasi ketiga produsen
Jenang Kudus. Perusahaan jenang Kudus ini berdiri sejak tahun 1910-2012,
berarti sudah mencapai usia 102 tahun. Kesehatan perusahaan ini dipelihara
dengan baik dan tekun sehingga berusia panjang. Tidak mudah membangun karakter
usaha seperti ini dalam budaya Indonesia pada umumnya. Bahkan belum mencapai usia balita sudah
banyak yang berguguran.
Jenang Ikon Kota
Kudus
Kudus memang kota kretek. Tapi kudus juga punya kuliner khas
yang kondang ke seantero negeri, yakni
Jenang Kudus yang manis maknyus. Nah, kalau kita bicara jenang, sudah pasti
lekat dengan Jenang Mubarok, yang boleh dibilang sebagai ikon buah tangan khas Kota Kudus,
Jawa Tengah. Nyatanya setiap wisatawan yang berkunjung atau hanya lewat di kota
santri ini selalu menyempatkan diri
membeli camilan ini.
Jenang Kudus Mubarok di produksi PT Mubarokfood Cipta
Delicia (MCD). Tidak main main, ternyata
usaha ini sudah dirintis Mabruri dan Alawiyah sejak 1910 di Desa Glantengan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Jadi Jenang Kudus termasuk produk cemilan jadul
alias jaman dulu. Tapi memang pada waktu itu jenang belum lagi diberi merek.
Awalnya pasangan suami istri itu hanya
memproduksi untuk memenuhi pesanan acara pernikahan dan khitanan semata. Namun,
karena order terus meningkat, keduanya konsen memproduksi jenang kudus dan
berani memasarkannya ke luar desa. Awalnya pembuatan jenang dilakukan secara
tradisional dan pada tahun 1970 diadakan penggantian alat-alat produksi yaitu
dengan menggunakan mesin
Seiring waktu berjalan, kala Alawiyah wafat pada 1942, usaha
pembuatan jenang ini kemudian diestafetkan putranya, Achmad Shochib. Nah, di
kelola Shochib, bisnis jenang makin berkembang pesat hingga mampu diproduksi
secara massal. Saat itu pula merek Sinar Tiga juga mulai diperkenalkan sebagai
identitas produk, yang berlanjut dengan
pengembangan nama Mabrur, Mubarok dan Viva.
Pada 1992, Muhammad Hilmy, anak Shochib, mulai dilibatkan
dalam usaha tersebut. Di tangan pria yang akrab disapa Hilmy ini, segala
perubahan dan perkembangan usaha mulai terjadi. Seiring makin banyaknya
kemajuan bisnis, bentuk usaha yang dikelola kemudian diubah namanya dan
diperjelas menjadi PT Mubarokfood Cipta Delicia (MCD).
Hilmy memodernisasi proses produksi dan manajemen Mubarok
Food. “Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kita tak mungkin stagnan
pada satu tempat. Kita harus berkembang
dan bergerak cepat agar tak terlindas arus global,” jelas Hilmy. Di tangan
alumni Pondok Pesantren Gontor ini Mubarok Food kian berkibar. Jenang Kudus
kian diterima masyarakat luas.
Ragam Inovasi
Jenang Kudus Mubarok pimpinan Hilmy pun terus tumbuh dengan
progres yang sangat cepat. Selain terus berinovasi dengan produk terbaru,
perusahaan ini juga memodernisasi proses pembuatan jenang.“Berbagai inovasi
terus kami lakukan.Varian produk juga kita perbanyak, ada Claszeto (jenang
dibalut cokelat yang lezat), ada kurma yang dibalur dengan cokelat, dan ada jenang
rasa durian, vanila, melon hingga tapai,” ungkap pengusaha muda yang banyak
meraih penghargaan ini.
Lewat berbagai inovasi itu, ketenaran jenang Mubarok pada
akhirnya tidak hanya menjangkau masyarakat Indonesia, tetapi juga mancanegara
seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Hong Kong hingga Abu Dhabi dan
Arab Saudi.
Kerja keras Hilmy untuk mengembangkan usaha keluarga
akhirnya berbuah manis. Peningkatan tidak hanya terjadi pada sisi marketing dan
aset perusahaan saja, tetapi jenang Mubarok juga mulai berhasil mendapat
berbagai macam penghargaan. Di antaranya Upakarti 2007 kategori IKM Modern dari
Presiden RI, UKM Pangan Award 2008 dari Menteri Perdagangan RI. Selain itu juga
menyabet penghargaan National Good Company Award 2010 kategori Best Quality
Product dari International Achievment Foundation dan Paramakarya 2011 dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bagi
perusahaan atau usaha kecil menengah (UKM) yang berhasil menerapkan konsep
produktivitas dan kualitas dengan baik. Selain mendapatkan berbagai
penghargaan, MCD juga memperoleh sertifikat sistem manajemen mutu internasional
ISO 9001 : 2000 dan sertifikat halal dari LPPOM MUI.
Lewat berbagai inovasi itu, ketenaran jenang Mubarok kini
tidak hanya menjangkau masyarakat Indonesia, tetapi juga go
international..
Disambangi ILO
Jenang Kudus Mubarok yang sudah go internasional ini pada
akhirnya juga mampu menggugah Perwakilan dan
ILO (International Labour Organization) untuk mengunjungi dan melihat proses produksinya. ILO juga
ingin mengetahui hasil implementasi
program kesinambungan daya saing dan tanggung jawab perusahaan. Hal itu
dimungkinkan karena sejak 2009, ILO memiliki program kesinambungan daya saing
dan tanggung jawab perusahaan atau Score (sustaining competitive and
responsible enterprises) untuk mendukung terciptanya usaha kecil dan menengah
yang lebih produktif.
Mubarok Food sangat
bersyukur bisa mengikuti program tersebut, karena bertujuan menciptakan UKM
yang lebih produktif, kompetitif dan lebih bersih, sehingga dapat menyediakan
pekerja yang tetap dan layak.
"Mubarokfood merupakan satu dari lima perusahaan di Jateng yang
beruntung mendapatkan kesempatan dari program tersebut," ujar Hilmy.
Awalnya, lepas mendapat pendampingan selama beberapa bulan
dan sukses melakukan presentasi terkait program Score Mubarokfood kepada ILO
Jakarta, Mubarokfood mendapat kehormatan
menerima kunjungan dari ILO Swiss untuk mengecek implementasi pelaksanaan
program Score ILO.
"Berdasarkan hasil analisis mereka, kami dinyatakan berhasil, bahkan implementasinya
melebihi prediksi mereka sebelumnya," ujar Hilmy seraya menambahkan,
implementasi dari modul terkait efisiensi kerja, seperti adanya efisiensi dalam
kerja lembur karyawan selama dua jam.
0 komentar:
Posting Komentar