Zona Magazine - Peta pertama
yang menunjukkan air tanah yang tersembunyi diterbitkan hari Senin (16/11),
satu langkah lebih maju untuk memungkinkan kita menghitung berapa banyak air
tanah yang tersedia dan kapan akan habis kalau kita terus-terusan
menggunakannya secara berlebihan.
Menggunakan
model data dan komputer, satu tim peneliti internasional memperkirakan kurang
dari enam persen dan mungkin hanya satu persen air ditemukan dekat permukaan
Bumi yang bisa diperbarui.
"Hal
ini belum pernah diketahui sebelumnya," kata Tom Gleeson dari Universitas
Victoria, Kanada dan pemimpin penelitian ini, dalam sebuah pernyataan.
"Kita tahu bahwa kadar air di banyak akuifer telah berkurang. Kita
menggunakan air tanah terlalu cepat, lebih cepat daripada kemampuan memperbarui
air."
Penelitian
tersebut, diterbitkan di jurnal Nature Geoscience, memperkirakan jumlah total
air tanah hampir 23 juta kubik kilometer, 0,35 juta kubik di antaranya berusia
kurang dari 50 tahun.
Air tanah
ditemukan di bawah permukaan Bumi dan diisi ulang oleh hujan, salju atau air
yang bocor dari dasar danau dan sungai.
Usia air
tersebut bervariasi mulai dari beberapa bulan hingga jutaan tahun. Air tanah
bisa ditemukan sedalam 9 km, menurut Badan Survei Geologi AS atau United States
Geological Survey (USGS).
"Karena
kini kita tahu berapa banyak air tanah telah berkurang dan berapa banyak yang
masih tersisa, kita bisa memperkirakan kapan kita akan kehabisan air,"
kata Gleeson.
Walaupun air
yang ditemukan lebih dekat ke permukaan bumi bisa diperharui lebih cepat
daripada air yang terletak lebih jauh di perut Bumi, air tersebut lebih rentan
terhadap kontaminasi dan perubahan iklim, tapi juga bisa untuk mengatasi cuaca
yang ekstrim, kata Gleeson.
Air yang
ditemukan jauh di perut bumi sering digunakan untuk pertanian dan industri. Air
di tempat itu juga mungkin mengandung arsenik dan uranium dan sering kali lebih
asin daripada air laut, tambahnya.
"Air
tanah bisa dan seharusnya dianggap sebagai pelindung terhadap iklim ekstrim,"
kata Gleeson pada Thomson Reuters Foundation dalam sebuah wawancara telepon
dari Kanada.
"Bila
diatur dengan baik, air mengalir ke laut saat kekeringan sehingga menjadi
sumber yang berharga dan strategis untuk mengatasi dampak iklim yang ekstrem terhadap
ketersediaan air."
Menurut
penelitian tersebut, sebagian besar air tanah ditemukan di kawasan tropis dan
pegunungan, dan beberapa deposit besar terletak di Amazon Basin, Kongo,
Indonesia dan sepanjang perbatasan barat Amerika Utara dan Selatan.
Deposit air
paling sedikit ada di kawasan yang gersang seperti Sahara. [bbc]
0 komentar:
Posting Komentar