Zona Magazine - Hari menjelang petang. Kesibukan nampak di dapur sebuah food
truck yang mangkal di Wilshire Boulevard, salah satu jalan utama di pusat kota
Los Angeles, California.
Berangkat dari hobi naik sepeda dan kumpul-kumpul dengan
teman-temannya itulah, Teguh Iman-Santoso dan Vicky, warga Indonesia yang
bermukim di Los Angeles, mengelola bisnis food truck yang menawarkan menu
makanan Indonesia.
Teguh Iman-Santoso mengatakan, “Dulunya saya suka ngegowes
sama anak-anak sepeda, setiap weekend setelah ngegowes kita makan-makan, terus
mereka ulang tahun saya bikin makanan, saya yang masak, lama-lama saya ada
sedikit modal, saya buka truk makanan.”
Saat itu, berbekal modal awal sebesar 40 ribu dolar atau
sekitar 500 juta rupiah untuk membuka bisnis dan menyewa truk, lahirlah “Gowess
Food Truck.” Restoran berjalan yang dirintis Teguh bersama mitranya, Vicky.
Food truck ini menyajikan makanan pinggir jalan Indonesia, seperti mie tek-tek,
nasi goreng kambing dan sate ayam.
“Awalnya karena suka kongkow-kongkow, nongkrong gitu,
makanya kita buka ide di jalanan, kayaknya belum ada nih di sini. Kita buka
food truck, cuma makanannya yang Indonesia yang cepat saji dan fresh,” tambah
Teguh.
Tak hanya makanan Indonesia, Teguh dan Vicky yang sebelumnya
lama bekerja di restoran juga menyajikan makanan Meksiko. “Di sini kan, di Los
Angeles ya, penduduk lokalnya banyak orang Meksiko. Jadi mereka sembari makan
makanan Meksiko, kita juga sambil memperkenalkan Indonesia sendiri. Buat
pancingan supaya mereka suka dengan masakan Indonesia,” tambahnya lagi.
Setiap malam dari jam 7, tempat ini pun ramai dikunjungi
penikmat kuliner, terutama warga Indonesia.
Edward Nathaniel Tendean, salah seorang pelanggan “Gowess
Food Truck” mengatakan makanan yang disajikan enak, dan ia lebih senang datang
kefood truck ini daripada ke restoran yang menyajikan makanan Indonesia.
Dina Rismayanti, pelanggan yang lainnya mengatakan ia cukup
sering makan di tempat itu. “Bisa dua hari sekali, kebetulan juga sekalian
ngumpul sama teman yang jauh, jadi buat tempat ngumpul juga,” tambah Dina.
Lokasi prima membuat “Gowess Food Truck” mampu meraup
penjualan sebesar 500 dolar atau enam setengah juta rupiah setiap malamnya.
Namun mengelola food truck bukan pekerjaan mudah. Selain
harus menyajikan makanan yang otentik, mereka juga harus konsisten dalam
menjaga kebersihan truk, yang diparkir di lokasi khusus usai beroperasi.
“Kadang-kadang departemen kesehatan AS ngecek truk kita. Mereka punya kunci dan
mereka berhak masuk ke dalam, jadi setiap malam kita berdua pasti bersihin,”
kata Teguh.
Walau jam kerjanya panjang dan melelahkan, Teguh dan
Vicky mengaku menikmati mengelola food truck, karena dapat bertemu dengan
sesama warga Indonesia lainnya di rantau.
0 komentar:
Posting Komentar