Zona Magazine - Sejumlah
pelaku seni, budayawan serta pecinta budaya daerah yang tergabung dalam
Komunitas Reog Nusantara berencana mendaftarkan kesenian reog yang tumbuh dan
berkembang di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sebagai Warisan Budaya Dunia.
Tidak hanya di luar Jawa, namun juga di seluruh
Nusantara bahkan hingga beberapa negara Asia Tenggara lain, terutama Malaysia.
"Nilai-nilai budaya reog sampai saat masih utuh terjaga. Meski orang-orangnya menyebar ke berbagai penjuru daerah, kesenian reog tetap ada dan lestari seperti yang berkembang di tempat asalnya.
Senada, Pj Bupati Ponorogo, Maskur, berharap proses pendaftaran kesenian reog ke UNESCO bisa segera dilakukan.
"Reog layak ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang telah menyebar ke seluruh penjuru Nusantara serta sejumlah negara dunia, khususnya Malaysia," kata Maskur. (ANT)
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Ponorogo, Sapto Jatmiko, Rabu, mengatakan, kesepakatan untuk
mendaftarkan kesenian reog ke UNESCO mengerucut sehari sebelum Festival Reog
Nasional XXII resmi ditutup pada Selasa malam (13/10).
"Wacana mendaftarkan reog sebagai World Culture Heritage ke UNESCO muncul saat dilakukan jagong reog di Pendopo Kabupaten Ponorogo, beberapa awaktu lalu," kata Jatmiko.
Menurut dia, ada dua alasan utama mengapa komunitas reog nusantara yang terdiri dari berbagai pelaku seni, budayawan serta pecinta seni-budaya daerah bersikeras mendorong wacana tersebut untuk direalisasikan.
Pertama, kata dia, yakni untuk mematenkan kesenian reog sebagai budaya asli Kabupaten Ponorogo di tingkat internasional.
Selain itu, tujuan kedua yang tak kalah penting adalah untuk menjadikan kesenian reog ke dalam agenda pariwisata nasional.
"Namun yang memiliki kompetensi mendaftarkan reog sebagai salah satu warisan budaya dunia atau World Culture Heritage adalah kelompok swadaya masyarakat atau semacam LSM. Pemerintah daerah tidak boleh," ujarnya.
Sapto menjelaskan, alasan utama reog layak didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia adalah faktor persebaran budaya dan kesenian reog di berbagai penjuru daerah.
"Wacana mendaftarkan reog sebagai World Culture Heritage ke UNESCO muncul saat dilakukan jagong reog di Pendopo Kabupaten Ponorogo, beberapa awaktu lalu," kata Jatmiko.
Menurut dia, ada dua alasan utama mengapa komunitas reog nusantara yang terdiri dari berbagai pelaku seni, budayawan serta pecinta seni-budaya daerah bersikeras mendorong wacana tersebut untuk direalisasikan.
Pertama, kata dia, yakni untuk mematenkan kesenian reog sebagai budaya asli Kabupaten Ponorogo di tingkat internasional.
Selain itu, tujuan kedua yang tak kalah penting adalah untuk menjadikan kesenian reog ke dalam agenda pariwisata nasional.
"Namun yang memiliki kompetensi mendaftarkan reog sebagai salah satu warisan budaya dunia atau World Culture Heritage adalah kelompok swadaya masyarakat atau semacam LSM. Pemerintah daerah tidak boleh," ujarnya.
Sapto menjelaskan, alasan utama reog layak didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia adalah faktor persebaran budaya dan kesenian reog di berbagai penjuru daerah.
"Nilai-nilai budaya reog sampai saat masih utuh terjaga. Meski orang-orangnya menyebar ke berbagai penjuru daerah, kesenian reog tetap ada dan lestari seperti yang berkembang di tempat asalnya.
Senada, Pj Bupati Ponorogo, Maskur, berharap proses pendaftaran kesenian reog ke UNESCO bisa segera dilakukan.
"Reog layak ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang telah menyebar ke seluruh penjuru Nusantara serta sejumlah negara dunia, khususnya Malaysia," kata Maskur. (ANT)
0 komentar:
Posting Komentar