Zona Magazine - Ada dua alasan orang pergi berlibur ke luar negeri. Pertama,
untuk mencari pengalaman baru. Ke-dua, untuk memamerkannya di media sosial. Apa
pun alasannya, negara yang mereka datangi sudah pasti mendapatkan keuntungan
secara ekonomi.
Belakangan ini,
liburan ke luar negeri sambil menonton pergelaran seni sedang menjadi tren.
Salah satu yang ramai diperbincangkan ialah menonton pertunjukan teater musikal
ala Broadway yang populer di New York, Amerika Serikat. Kisah klasik yang
diadegankan di atas panggung nan megah menjadi pencapaian tersendiri bagi
mereka yang gemar akan seni.
Ada Pasar dan Menguntungkan
Sekitar tahun 1990-an, Indonesia berhasil mendapatkan kue
dari pasar konser musisi dunia. Sejak saat itu, banyak konser bertaraf
internasional yang hadir di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Kini,
Indonesia kembali punya ambisi untuk mendapatkan kue dari pasar pertunjukan
sandiwara kelas dunia.
Singapura sudah lebih
dulu berambisi dalam hal itu. Di sana, berbagai teater Broadway sudah pernah
digelar, dari Lion King hingga Cats. Dikatakan pemerhati seni Bram
Kushardjanto, Singapura bisa lebih dulu mendapatkan kue karena infrastruktur
mereka lebih mumpuni.
“Alasan pertama,
gedung pertunjukan dengan standar produksi sekelas teater Broadway tersedia di
Singapura. Jumlahnya juga lebih dari tiga lokasi. Ke-dua, Singapura mampu
menghadirkan penonton dalam jumlah yang sangat banyak, karena sistem turisme di
sana juga sudah bagus sekali,” kata Bram, saat dihubungi oleh CNN Indonesia
pada Sabtu (10/10).
Bram memuji apa yang
sudah dilakukan oleh Singapura, tapi ia ingin agar Indonesia tidak terlena.
Pasalnya, akan ada banyak sekali keuntungan yang Indonesia dapat jika bisa
menggelar teater Broadway di tanahnya sendiri.
“Jumlah penonton yang
banyak datang ke Singapura untuk melihat teater Broadway itu kebanyakan orang
Indonesia. Saya pikir, sudah saatnya para pengusaha di dunia hiburan memikirkan
peluang ini. Masa kita hanya jadi pembeli tiket sih?” ujar Bram.
“Bisa dibayangkan kok
uang yang mengalir di industri teater Broadway ini. Pastinya juga berjumlah
sangat besar. Satu produksi Beauty and the Beast saja bisa memutar miliaran
uang,” lanjut Bram.
Bram merasa Indonesia
sudah pantas menjadi tuan rumah teater Broadway. Tidak hanya di Jakarta,
berbagai gedung pertunjukan yang layak pun sudah bertebaran di kota besar
lainnya, antara lain Teater Jakarta, Ciputra Artpreneur, Teater Tanah Airku,
Balai Kartini, Nusa Dua Bali, Bali Safari hingga Teater Besar Institut Seni
Indonesia.
“Pasar penonton
teater Broadway ada kok. Di Jakarta dan Bali sudah ada gedung pertunjukan. Saya
pikir kalau distimulisasi, kota lain seperti Surabaya, Bandung, Medan atau
Makassar akan bisa menyusul,” kata Bram.
Lagi-lagi Pemerintah
Beberapa teater Broadway bertaraf dunia pernah digelar di
Indonesia, salah satunya ialahBeauty and the Beast di Ciputra Artpreneur pada
Mei kemarin. Teater yang tersebut sukses digelar, namun meninggalkan rasa miris
di hati Bram.
“Industri di Broadway
menjadi besar karena yang nonton tidak hanya orang Amerika. Broadway menjadi
pilihan hiburan yang penting. Serius sekali buat strateginya. Nah bandingkan di
sini, Wayang Orang Bharata bolak balik mati suri. Pemerintah daerah (Pemda)
selama ini berpartisipasi cuma sebatas meminjamkan gedungnya saja. Tapi tidak
ada upaya untuk menambah jumlah penontonnya,” kata Bram.
“Orang-orang Pemda
bilang sudah dipromosikan. Promosi apa? Masuk brosur pariwisata yang
penyebarannya juga nggak jelas ke mana itu? Strateginya mana? Itu baru Wayang
Orang Bharata. Teater Miss Tjitjih sekarang merana. Tahu enggak mereka?
Pemerintah jangan bisanya cumanebeng promosi dong,” lanjut Bram.
Asas “sambil menyelam
minum air” agaknya masih dijunjung tinggi oleh para turis jika bertandang ke
suatu daerah. Jika di Singapura banyak pilihan tempat wisata lain yang bisa
dikunjungi setelah menonton teater Broadway, apa yang bisa ditawarkan oleh Indonesia?
“Jangan takutkan hal
tersebut. Indonesia memiliki banyak tempat wisata lain yang tidak kalah menarik
dengan Singapura. Hanya saja konsep wisatanya perlu digarap dengan serius
terlebih dahulu,” kata Bram.
Setelah Sound of Music digelar di Indonesia pada bulan ini,
Bram masih menanti teater BroadwayPhantom of the Opera, Cats, Miss Saigon, We
Will Rock You dan Lion King. Namun ramainya teater Broadway dipastikan Bram
tidak akan melunturkan kebudayaan asli Indonesia.
“Produksi-produksi
internasional itu justru bisa jadi referensi bagus karena memperkaya produksi
dan kreativitas seniman lokal. Pertanyaannya justru pengatur negara gimana?
Mampu enggak mendorong kesenian lokal tetap maju?” ujar Bram menutup
pembicaraan. (cnn)
0 komentar:
Posting Komentar